JAKARTA- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap melanjutkan pembahasan tentang kebijakan Penangkapan Ikan Terukur. Dan akan diterapkan diseluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara
Keadaanruangan yang mampu diberikan atau dipindahkan Pembahasan Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan asia tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu faktor iklim. Penjelasan
Inovasiteknologi formulasi edible film nano biokomposit berbahan dasar limbah ikan ini sejalan dengan Rencana Induk penelitian Unpad tahun 2017- 2021 untuk pilar
Nelayanikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan asia tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu. Ruang adalah tempat yang berada dimanapun digunakan untuk makhluk hidup untuk tinggal.
baginelayan skala kecil dan masyarakat lokal di wilayah pesisir yang sebagian besar tergantung atau nelayan tradisional, yang beroperasi menggunakan kapal kecil/perahu berbahan fiber ukuran 1 GT, mesin tempel 15 PK, berawak ada ikan yang tersangkut, nelayan memutuskan untuk pindah/bergeser ke titik yang lain. Gambar 5 adalah nelayan
39nyg3f. Maluku dikenal dengan propinsi seribu pulau, karena memiliki pulau-pulau kecil yang banyak jumlahnya Amal 2016. Pulau-pulau ini terhubung dengan tiga laut yakni Laut Banda, Laut Seram dan Laut Arafura, sekaligus mewakili tiga wilayah pengelolaan perikanan WPP secara berturut-turut ialah WPP 714, 715 dan 718. Luas daratan Maluku sekitar 10 persen saja, 90 persen sisanya adalah perairan laut Pane & Suman 2019. Perairan Maluku kaya dengan potensi sumber daya ikannya, baik ikan demersal dan ikan pelagis besar serta kecil Tuapetel et al. 2018. Salah satu sumber daya ikan pelagis kecil yang melimpah ialah ikan terbang, Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 Tuapetel et al. 2017. Ikan terbang merupakan komponen penting dalam rantai makanan, karena merupakan makanan kesukaan pelagis besar, seperti ikan tuna Ferdiansyah & Syahailatua 2010 dan hampir semua jenis tuna merupakan primadona ekspor asal Maluku Jati et al. 2014, seperti tuna, tongkol dan cakalang atau TTC Luhur & Yusuf 2017. Ikan tuna melimpah di perairan Maluku tidak dapat dipisahkan dari karakteristik perairannya yang khas karena memiliki laut dalam pada sentral perairannya Suyadi et al. 2018. Meskipun melimpah di perairan Maluku, ikan terbang bukan merupakan target penangkapan masyarakat karena bukan ikan konsumsi yang digemari, harga jual rendah serta banyak dijumpai pada musim timur. baca Telur Ikan Terbang, Devisa Terbesar dari Takalar Ikan Terbang, Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 dan telurnya yang berlimpah. Foto Friesland Tuapetel Musim timur di Maluku berlangsung sekitar empat bulan Mei-Agustus, tetapi dengan kondisi perairan Maluku tidak bersahabat karena ombak besar, arus kuat, angin kencang dan hujan terus menerus Waileruny et al. 2014. Armada tangkap nelayan lokal belum dapat menyeimbangi ekstremnya perairan Maluku pada musim ini, karena umumnya kapal mereka berukuran kecil dibawah 10 GT, diantaranya purse seine, gill net dan pole and line dan biasanya pada musim ini mereka tidak melaut, kecuali nelayan huhate atau pole and line Siahainenia et al 2017a. Selain itu, jiwa melaut masyarakat lokal belum tertantang untuk melakukan diversifikasi usaha penangkapan, juga karena kemampuan bertahan di laut dalam waktu yang lama belum terbukti, ditambah kekayaan stok non ikan di pesisir sebagai alternatif konsumsi masih tersedia Wawo & Uneputty 2013, Nababan & Sari 2014, Siahainenia et al. 2017b. Semua ini membuat masyarakat terbuai dan tidak melihat potensi besar perairan Maluku yang justru dinikmati oleh nelayan andon asal Sulawesi Selatan yang mengeksploitasi telur ikan terbang tanpa batas, karena belum ada regulasi yang jelas dan tegas dari pemerintah Tuapetel et al. 2017. Ikan terbang memegang posisi penting dalam tropic level rantai makanan Churnside et al. 2017, yang berfungsi sebagai penghubung produsen primer dan konsumen level selanjutnya seperti terlihat pada Gambar 2., oleh sebab itu ikan terbang khusus telurnya yang dieksploitasi terus menerus tanpa adanya regulasi untuk membatasi pemanfaatannya, maka pasti akan mempengaruhi ekosistem sumber daya ikan didalamnya. baca juga Istimewanya Ikan Terbang, Bisa Melayang Sejauh 200 Meter di Permukaan Air Seorang perempuan tampak menjemur telur ikan terbang. Foto Christopel Paino/Mongabay Indonesia Pemanfaatan Ikan terbang Pemanfaatan telur ikan terbang di Perairan Laut Seram perbatasan Fak-fak, Papua Barat dan Seram Timur, Maluku tercatat pertama kali ditemukan area fishing ground oleh Daeng Ngerang asal Galesong Takalar Sulawesi Selatan pada tahun 2001 Tuapetel et al. 2015a. Tahun berikutnya 2002- 2007 berdatangan kapal andon secara bertahap, dengan puncak tertinggi mendekati kapal Suwarso et al. 2008. Tahun 2008 meskipun upaya bertambah ≥1000 kapal, namun produksi telur ikan terbang Laut Seram sudah tidak melimpah seperti tahun-tahun sebelumnya dan diduga telah melewati titik maksimal pemanfaatan/MSY Tuapetel et al. 2015b. Dengan demikian strategi eksploitasi yang dilakukan oleh kapal andon ini yakni berpindah dan menyebar mulai dari lintang enam sampai lintang sembilan. Hasil wawancara dengan nelayan penangkap telur ikan terbang asal Galesong dan Takalar, Sulawesi Selatan yang dikenal dengan nama pattorani, diperoleh informasi bahwa daerah penangkapan berdasarkan lintang tersebut ialah sebagai berikut Lintang enam Perairan Dobo, lintang tujuh Perairan Tanimbar Key, lintang delapan Perairan Saumlaki dan lintang sembilan perairan perbatasan dengan Australia, yang kesemua daerah tersebut adalah wilayah perairan Maluku. Potensi ikan terbang yang melimpah di perairan Maluku sesungguhnya tidak dinikmati oleh masyarakat Maluku oleh karena beberapa kendala yang telah diuraikan sebelumnya, selain keterbatasan bobot kapal, penguasaan teknis penangkapan yang minim serta kapasitas memanfaatkan telur ikan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan nelayan di Indonesia, kecuali pattorani asal Sulawesi Selatan. Namun disisi yang lain, pattorani diibaratkan seperti petani dengan perladangan berpindah-pindah. Jika mereka sudah menduduki satu fishing ground baru, pasti mengeksploitasi secara maksimal tanpa memikirkan keberlanjutan pemanfaatan pada tahun-tahun berikutnya, kemudian berpindah mencari daerah penangkapan potensial lainnya. Daerah perburuan telur ikan terbang berdasarkan wawancara dengan pattorani baik punggawa pemilik modal dan sawi nelayan, sekarang sudah sampai pada wilayah perairan perbatasan dengan Negara Australia lintang Sembilan. Tentu saja ini merupakan indikator bahwa potensi telur ikan terbang sudah overeksploitasi pada wilayah perairan Indonesia khususnya Maluku, sehingga dibutuhkan langkah-langkah bijak supaya kapal andon dapat dikendalikan sehingga kedepannya stok tetap tersedia dan dapat dinikmati bersama. baca juga Temuan Fosil Buktikan Evolusi Ikan Terbang untuk Hindari Kejaran Predator Gambar 3. Tren produksi ikan terbang Sulawesi Selatan 36 tahun 1975-2011 Upaya Potensi Ikan Terbang Lebih baik mencegah dari pada mengobati, filosofi dari penggalan kata ini mengandung makna; sebaiknya sumber daya ikan terbang khusus telur diatur penangkapannya karena jika tidak dikelola dengan tepat, maka 10 atau 15 kedepan diduga sumber daya ikan terbang di perairan Maluku akan colaps seperti yang terjadi di Selat Makassar dan Laut Flores Gambar 3. Maukah kita mengalami hal yang sama? Pertanyaan ini merupakan sesuatu yang serius dan harus segera disikapi. Mengingat eksploitasi telur ikan terbang di perairan Maluku sudah berlangsung hampir 20ctahun, mulai intensif dieksplotasi tahun 2002 Tuapetel et al. 2015b. Konservasi, rehabilitasi dan restocking merupakan upaya pemulihan sumber daya akibat eksploitasi berlebihan. Alangkah bijaknya jika sumber daya ikan terbang dimanfaatkan secara berkelanjutan dan itu harus diatur. Pemanfaatan berkelanjutan ialah mengambil secukupnya sumber daya yang dibutuhkan tanpa mengabaikan generasi berikutnya membutuhkan sumber daya yang sama. Sumber daya ikan terbang khusus telurnya selama ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Maluku serta terabaikan dari pengawasan pemerintah daerah. Diharapkan masyarakat Maluku mulai meliriknya karena telur ikan terbang merupakan komoditi ekspor kedua setelah udang dengan harga keringnya paling rendah Tuapetel et al 2015b. Namun dibutuhkan kolaborasi semua pihak sehingga potensi besar ini dapat dikelola dengan baik. Belajar dari pengalaman Sulawesi Selatan yang keliru mengelola sumber daya ikan terbang sehingga produksinya menurun lebih dari 67% setelah lebih dari 30 tahun pemanfaatannya Gambar 3. Tren produksi ikan terbang Sulawesi Selatan itu membuktikan fakta pemanfaatan hanya mengejar target tangkapan berdasarkan harga jual di pasar, akibatnya sumber daya akan kolaps dalam jangka waktu tertentu. Pola pikir ini perlu diubah dengan membatasi jumlah kapal serta batas produksi yang diperbolehkan pada setiap kapal penangkapan. Ide yang dapat diusulkan ialah dengan mengatur daerah penangkapan dengan sistem buka tutup Tabel 1. Sistem ini pernah direkomendasikan oleh Bunyamin et al. 2016 untuk ikan Rastrelliger di Perairan Selat Lombok dan Salmarika et al. 2019 terkait pengelolaan ikan tongkol di Perairan Aceh. Sesuai fakta-fakta lapangan yang telah diuraikan secara terinci diatas, maka dibutuhkan upaya mengatur potensi ikan terbang supaya dinikmati bersama selain oleh pattorani yang ahli dalam memanfaatkan telurnya juga diharapkan manfaatnya dapat dinikmati pula oleh masyarakat Maluku yang menggantungkan hidup dan masa depan keluarganya dari hasil laut. Seekor ikan terbang. Foto Beberapa upaya tersebut antara lain Nelayan huhate, pancing tuna long line serta pancing tangan hand line yang tidak beroperasi pada musim timur, perlu dilatih untuk mendesain dan menggunakan alat tangkap ikan terbang berupa bale-bale yang ramah lingkungan dengan jumlah armada maksimal 40 unit setiap kapal. Dibuat peraturan daerah yang dikeluarkan Dinas Perikanan Kelautan DKP Propinsi serta Kabupaten/Kota se-Maluku, yang menyebutkan untuk setiap kapal andon yang hendak mengurus izin penangkapan diwajibkan melibatkan satu atau dua nelayan dari Maluku untuk menjadi ABK setiap kapal selama satu musim penangkapan. Hal ini sebagai sarana pelatihan dan transfer ilmu pengetahuan, pengalaman serta teknologi Sebagai pionir, direkrut nelayan muda asal Naku Pulau Ambon karena nelayan Naku telah turun temurun menangkap ikan terbang, meski hanya menangkap ikan terbang bernilai ekonomis rendah Kaum perempuan pesisir dilatih mengelola telur ikan terbang, dari membersihkan dan menjemur yang baik termasuk saat musim penghujan agar terjamin kualitas telur ikan terbang yang dapat mempengaruhi harga jual di pasar ekspor. Pelatihan ini bisa mendatangkan pengrajin telur ikan terbang dari Galesong atau mengirimkan beberapa perempuan Maluku untuk dilatih pada gudang-gudang penampungan para punggawa di Takalar Pengusaha muda asal Maluku perlu dilatih, bagaimana mencari pasar ekspor ke Jepang dan Korea serta mempelajari rantai pasok terpendek untuk menjamin mutu telur tetap terjaga. Selanjutnya mereka dapat belajar untuk membuat gudang penampungan sendiri di Maluku untuk mengolah telur ikan terbang menjadi bahan baku atau setengah jadi sebelum diekspor keluar sebagai bahan dasar industri makanan, kosmetik dan obat-obatan. Maluku perlu sigap untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam menyambut Lumbung Ikan Nasional LIN. Sudah ada grand design dari DKP Propinsi yang telah dikonsultasi secara publik 9 September 2020 serta webinar Lumbung Ikan Nasioanl yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura 8 Oktober 2020. Insya Allah, masyarakat Maluku turut dilibatkan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan terbang khusus telurnya mulai dari hulu sampai hilir dengan secara benar dan berkelanjutan. *** *Friesland Tuapetel, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Email [email protected] Senarai pustaka Ali SA, Nessa MN, Djawad MI, Omar SBA. 2004. Musim dan kelimpahan ikan terbang Exocoetidae di Sekitar kabupaten Takalar Laut Flores Sulawesi Selatan. Torani, 143, pp. 165-172. Ali SA. 2005. Kondisi sediaan dan keragaman populasi ikan terbang Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852 di Laut Flores dan Selat Makassar. Disertasi. Program Studi Ilmu Pertanian. Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin, Makassar, p282. Amal MA. 2016. Kepulauan rempah-rempah. Kepustakaan Populer Gramedia. Bunyamin B, Hadi W, Hasan OD. 2016. Analisis pengelolaan penangkapan ikan kembung lelaki rastrelliger kanagurta secara berkelanjutan di perairan Selat Lombok. J. Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 103, 181-191. Churnside JH, RJ David Wells, Kevin M Boswell, John A Quinlan, Richard D Marchbanks, Brandi J McCarty, Tracey T Sutton. 2017. Surveying the distribution and abundance of flying fishes and other epipelagics in the northern Gulf of Mexico using airborne lidar, Bulletin of Marine Science, 93 2, pp. 591-609. Data statistik perikanan tangkap Sulawesi Selatan tahun 1975 sampai 2011. Badan Pusat statistic Sulawesi Selatan. Ferdiansyah F, Syahailatua A. 2010. Fekunditas dan diameter telur ikan terbang di perairan Selat Makassar dan Utara Bali, BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 3 3, pp. 191-197. Jati AK, Nurani TW, Iskandar BH. 2014. Sistem rantai pasok tuna loin di Perairan Maluku. Marine Fisheries Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 5 2, pp. 171-180. Luhur ES, Yusuf R. 2017. Analisis rantai nilai ikan cakalang di Kota Ambon, Maluku, Jurnal Sosek Kelautan dan Perikanan, 12 1, pp. 93-105. Nababan BO, Sari YD. 2014. Identifikasi dan strategi pengembangan mata pencaharian alternative untuk kesejahteraan masyarakat di taman wisata perairan Laut Banda. Jurnal kebijakan sosek KP, 4 1, pp. 57-75. Nessa MN, H Sugondo, I Andarias, A Rantetondok. 1977. Studi pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di Selat Makassar. Lontara. 13 643-669. Oxenford HA, Hunte W. 1999. Feeding habits of dolphinfish Coryphaena hippurus in the Eastern Caribbean. Scientia Mar. 63 3-4, pp. 303-315. Pane ARP, Suman A. 2019. Dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan kepiting bakau Sylla serrate Forskal, 1775 di Kepulauan Aru, Maluku. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 11 3, pp. 127- 136. Parin NV. 1968. Ichthyofauna of the epipelagic zone, book IPST, 210p. Parin NV. 1999. Exocoetidae. In Carpenter KE and Volker HN eds, FAO species identification guide for fishery purpose the living marine resources of Wastern Central Pacific. Vol. 4 bony fishes Part 2 Mugilidae to Carangidae. Food and Agriculture Organization of the United Nation Rome. Ratnawati HI, Rahmat Hidayat, Ahmad Bey, Tania June. 2016. Upwelling di Laut Banda dan pesisir Selatan Jawa serta hubungannya dengan ENSO dan IOD, Omni-Akuatika, 12 3, pp. 119-130. Salmarika S, Wisudo SH. 2019. Status Pengelolaan Sumber Daya Ikan Tongkol di Perairan Samudera Hindia Berbasis Pendaratan Pukat Cincin di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh Suatu Pendekatan Ekosistem. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 244, 263-272. Siahainenia SM, Hiariey J, Baskoro MS, Waileruny W. 2017a. Pemanfaatan optimal sumberdaya cakalang di Perairan Maluku. TRITON Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 132, 125-134. Siahainenia L, Tuhumury SF, Uneputty PA, Tuhumury NC. 2017b. Bentuk dan pola pemanfaatan ekosistem laguna Negeri Ihamahu, Maluku Tengah, TRITON Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 13 2, pp. 99-104. Suwarso S, Zamroni A, Wijopriyono W. 2008. Eksploitasi sumber daya ikan terbang Hirundichthys oxycephalus, Famili Exocoetidae di Perairan Papua Barat Pendekatan Riset dan Pengelolaan, BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 2 2, pp. 83-91. Suyadi, WN Satrioajie, A Syahailatua, Z Arifin 2018. Banda deep-sea research History, mission and strategic plan, IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 184 1, pp. 0-13. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman 2015a. Distribution species composition and size of flying fish Exocoetidae in the Ceram Sea, Inter. Journal of Scientific & Technology Research, 4 3, pp. 75-76. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman. 2015b. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan terbang Exocoetidae di Laut Seram, Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II Universitas Hasanuddin, II 1, pp. 232-239. Tuapetel F, Nessa M Natsir, Syamsu Alam Ali, Sudirman, Hutubessy BG, Mosse JW. 2017. Morphometric relationship, growth and condition factor of flyingfish, Hirundicthys oxycephalus during spawning season. E & ES, 89 1, pp. 1-14. Tuapetel F, Matrutty DDP, Waileruny W. 2018. Diversity of demersal fish resources in Ambon Island Waters. Jurnal Iktiologi Indonesia, 18 3, pp. 223-239. Waileruny W, Eko Sri Wiyono, Sugeng Hari Wisudo, Ari Purbayanto, Tri Wiji Nuran 2014. Monsoon and skipjack fishing ground in the Banda Sea and its surrounding Moluccas Province, Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 5 1, pp. 41-54. Wawo M, Uneputty Pr A. 2013. Aktivitas pemanfaatan sumber daya moluska di perairan Teluk Ambon, Jurnal Triton 9 2, pp. 120-126. Artikel yang diterbitkan oleh
Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN Soal Isian, Pilihan Ganda, dan Esai~IPS Kelas VIII SMP/MTs. Pembaca Sekolahmuonline, berjumpa kembali dengan Sekolahmuonline, blog yang menyajikan berbagai macam contoh soal dari berbagai macam mata pelajaran dan info-info lainnya. Kali ini kembali Sekolahmuonline menyajikan contoh soal yang kali ini sajiannya aadalah Contoh Soal IPS Kelas 8 SMP dan MTs. Pada postingan ini, Sekolahmuonline sajikan Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 tentang Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN. Silahkan dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi, share kepada yang lainnya dengan mengklik tombol share sosial media seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lainnya yang ada di bawah postingan ini. Selamat belajar. Jawablah soal-soal berikut ini! 1. Letak astronomis negara-negara ASEAN adalah ... Jawaban 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT 2. Berdasarkan letak geografis, negara-negara ASEAN berada di antara ... Jawaban dua samudra dan dua benua 3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan jarak relatif antara dua negara semakin ... Jawaban pendek 4. Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi menyebabkan terjadinya interaksi antarnegara terutama dalam hal ... Jawaban perdagangan 5. Konversi lahan pertanian menyebabkan ... Jawaban perubahan ruang 6. Setiap negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik ... Jawaban berbeda 7. Kerja sama antarnegara dilakukan karena ... Jawaban terdapat kebutuhan berbeda di setiap negara 8. Kerja sama di berbagai bidang mengakibatkan adanya perubahan ruang dan interaksi atau aktivitas masyarakat ASEAN dalam bidang ... Jawaban ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pendidikan Latihan Soal Pilihan Ganda IPS Kelas VII Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Negara yang berbentuk geografis protruded dan penduduknya mayoritas ras mongol yaitu . . . . a. Myanmar b. Thailand c. Laos d. vietnam Jawaban 2. Negara yang terletak paling utara di ASEAN yaitu . . . . a. Thailand b. Myanmar c. Filipina d. Kamboja Jawaban 3. Bentuk karakteristik budaya yang diakibatkan perbedaan iklim kawasan negara-negara ASEAN yaitu . . . . a. cara berpakaian b. cara berbicara c. upacara perkawinan d. pola makan Jawaban 4. Akibat dari banyak negara-negara ASEAN yang dilewati jalur lipatan Sirkum Pasifik adalah . . . . a. sering terjadi banjir b. beriklim tropis c. banyak memiliki pantai d. sering terjadi gempa bumi Jawaban 5. Negara anggota ASEAN yang kegiatan perekonomiannya tidak didukung oleh pertanian yaitu . . . . a. Indonesia b. Malaysia c. Singapura d. Laos Jawaban 6. Manakah dari negara-negara ASEAN berikut yang memiliki iklim subtropis? a. Myanmar b. Laos c. Filipina d. Vietnam Jawaban 7. Iklim yang terbentuk akibat letak negara-negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapiti daratan luas Asia dan Australia yaitu . . . . a. iklim tropis dan iklim musim b. iklim tropis dan iklim laut c. ilklim laut dan iklim hutan hujan d. iklim kemarau dan iklim musim penghujan Jawaban 8. Kerja sama yang diadakan para menteri pada pertemuan Defence Ministers Meeting ADMM membahas bidang . . . . a. sosial b. pendidikan c. politik d. budaya Jawaban 9. Berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional, Pulau Ligitan dan Sipadan diberikan kepada negara . . . . a. Indonesia b. Singapura c. Filipina d. Malaysia Jawaban 10. Nilai positif dari kasus pengungsi manusia perahu dari Myanmar yang menimbulkan interaksi antarnegara ASEAN antara lain . . . . a. bertambahnya warga asing b. memupuk rasa kemanusiaan c. meningkatkan persaingan kerja d. diskriminasi sosial pengungsi Jawaban 11. Salah satu bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang pedidikan yaitu . . . . a. ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children b. ASEAN Council Teachers Convention c. ASEAN Tourism Agreement d. Defence Ministers Meeting Jawaban 12. Salah satu kerja sama antarnegara ASEAN di bidang industri berikut ini adalah . . . . a. proyek industri tambang ASEAN Copper Fabrication Project di Filipina dengan Singapura b. proyek vaksin ASEAN Vaccine Project di Singapura dengan Kamboja c. proyek pupuk ASEAN Aceh Fertilizer Project di Indonesia dengan Malaysia d. proyek soda api Rock Salt Soda Ash Project di Thailand dengan Indonesia Jawaban 13. Salah satu bentuk kerja sama di bidang politik antarnegara-negara ASEAN adalah . . . . a. membangun pupuk urea di Malaysia b. menanggulangi penyalahgunaan narkotika c. melaksanakan festival seni ASEAN d. membentuk Pusat Informasi Pariwisata Jawaban 14. Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu . . . . a. kesamaan dan perbedaan ideologi b. kesamaan dan perbedaan sumber daya alam c. kesamaan dan perbedaan kondisi geografis d. jawaban a, b, dan c benar Jawaban 15. Bentuk kerja sama dalam bidang politik antara lain . . . . a. penyelenggaraan pesta dua tahun sekali SEA-Games b. menyediakan cadangan pangan untuk negara-negara ASEAN c. traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT d. penandatanganan kesepakatan bersama ASEAN Tourism Agreement Jawaban 16. Sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia, yaitu . . . . a. Sungai Musi b. Sungai Barito c. Sungai Mahakam d. Sungai Bengawan Solo Jawaban 17. Perhatikan contoh di bawah ini. 1 Penggunaan monorel kereta jurusan Bandung-Jakarta. 2 Kemacetan yang panjang di Johor, Malaysia. 3 Penggunaan hutan sebagai jalur Jalan Lintas Selatan JJLS di Jawa. 4 Pembangunan transportasi bawah tanah di Thailand. 5 Alih fungsi lahan dari pemukiman menjadi kawasan bandar udara. Manakah pernyataan yang menunjukkan dampak negatif dari interaksi antarnegara-negara ASEAN yang menimbulkan perubahan di bidang transportasi? a. 1, 2, dan 4. b. 1, 3, dan 5. c. 2, 3, dan 5. d. 3, 4, dan 5. Jawaban 18. Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu . . . . a. faktor geologi b. faktor ketersediaan sumber daya c. faktor iklim d. faktor teknologi Jawaban 19. Perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan memengaruhi lingkungan dan potensi lahan itu sendiri disebut . . . . a. pergantian lahan b. penggunaan tanah c. konversi lahan d. konversi tanah Jawaban 20. Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, yaitu produktivitas pangan akan menjadi . . . . a. naik b. turun c. signifikan d. menguntungkan Jawaban Latihan Soal Essay IPS Kelas VII Bab 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1. Sebutkan batas wilayah ASEAN berdasarkan letak geografisnya! Jawaban 2. Berikan contoh bahwa iklim dapat memengaruhi perubahan ruang dan interaksi antarruang! Jawaban 3. Bagaimana peran teknologi komunikasi dalam interaksi antarruang di negara-negara ASEAN? Jawaban 4. Jelaskan mengapa negara Singapura lebih berfokus pada perdagangan dan industri! Jawaban 5. Jelaskan alasan negara-negara Asia Tenggara perlu mengandalkan kerja sama ekonomi! Jawaban
nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi